Lampung Timur (MHI) – Ratusan warga memadati aula Kecamatan Mataram Baru pada Rabu (8/5), saat Pemerintah Kabupaten Lampung Timur meluncurkan program isbat nikah dan pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) terpadu untuk wilayah Zona 4. Program inovatif ini diinisiasi langsung oleh Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap kepastian hukum dan kemudahan birokrasi.
Meliputi tujuh kecamatan — Mataram Baru, Bandar Sribhawono, Labuhan Maringgai, Pasir Sakti, Melinting, Gunung Pelindung, dan Gunung Melinting — program ini mempermudah warga dalam mengurus dokumen penting seperti KTP, Kartu Keluarga, akta kelahiran, hingga akta nikah.
Dalam sambutannya, Bupati Ela menegaskan komitmennya untuk memberikan keadilan hukum bagi semua pasangan suami istri yang belum memiliki buku nikah. “Kami menggagas pelayanan terpadu ini agar masyarakat tidak terbebani biaya dan waktu. Sinergi antara Pengadilan Agama dan Kementerian Agama kami dorong agar buku nikah dapat diterbitkan dengan lebih mudah,” ujar Ela.
Menurutnya, buku nikah bukan hanya simbol pernikahan resmi, tetapi juga menjadi syarat penting dalam banyak layanan publik seperti pendaftaran sekolah dan keanggotaan BPJS Kesehatan. “Kami ingin semua warga memiliki dokumen resmi yang sah dan tidak terkendala saat mengurus administrasi apapun,” tambahnya.
Camat Mataram Baru, Sriati, menyebutkan program ini telah lama dinantikan masyarakat. “Skema jemput bola yang diterapkan sangat memudahkan. Kami akan terus bergerak langsung ke desa-desa,” katanya.
Ketua Pengadilan Agama Lampung Timur, M. Andri Irawan, mengungkapkan fakta mencengangkan: lebih dari 5.000 pasangan di Lampung Timur belum memiliki buku nikah, sebagian di antaranya sudah menikah puluhan tahun. “Tanpa buku nikah, banyak urusan warga terhambat. Program ini adalah langkah nyata untuk menuntaskan permasalahan tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Lampung Timur, Indra Jaya, menyambut baik inisiatif Bupati Ela. Ia menyebut program isbat nikah gratis ini sebagai terobosan strategis dan baru pertama kali berhasil diwujudkan di Lampung Timur. “Selama saya bertugas di sini, baru Bu Ela yang berani dan berhasil menggagas program seperti ini,” ujarnya.
Dengan program ini, Lampung Timur selangkah lebih maju dalam memberikan keadilan dan kemudahan bagi warganya. Pemerintah berharap, partisipasi masyarakat dan aparat desa semakin aktif agar manfaat program ini merata ke seluruh pelosok.
(Bastian)
