Pabrik Singkong Tutup, Ribuan Warga Lampung Timur Terancam Kehilangan Penghasilan

oleh -211 Dilihat
banner 468x60

Labuhan Ratu, Lampung Timur (MHI) – Penutupan operasional pabrik tapioka PT BSSW Way Jepara (BW) dalam beberapa pekan terakhir membuat para petani singkong, pengusaha lapak, sopir, hingga buruh harian menjerit. Hilangnya aktivitas pabrik yang selama ini menjadi tumpuan ekonomi ribuan warga membuat kekhawatiran dan keresahan semakin memuncak.

Kondisi inilah yang mendorong masyarakat yang terdampak—mulai dari petani singkong, pengusaha kecil lapak singkong, sopir, pedagang sekitar pabrik hingga pekerja harian pemanfaat onggok—menggelar forum musyawarah pada Senin malam (17/11/2025) di Andalas Coffee Shop, Desa Labuhan Ratu, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.

banner 336x280

Musyawarah tersebut membahas dampak serius akibat tidak beroperasinya PT BSSW Way Jepara yang menjadi pusat aktivitas ekonomi warga. Para petani mengeluhkan singkong yang seharusnya sudah dicabut kini tertahan tanpa ada kepastian pembeli. Sementara itu, pekerja harian terpaksa menganggur tanpa pemasukan, membuat kondisi ekonomi keluarga semakin sulit.

Dalam pertemuan itu, forum menghasilkan beberapa kesepakatan penting, di antaranya:

1. Membuat dan mengajukan surat permohonan resmi kepada pimpinan PT BSSW Way Jepara, CV Bumi Waras Labuhan Ratu, agar pabrik kembali beroperasi seperti semula.

2. Memohon agar perusahaan menerapkan Peraturan Pergub Nomor 36 Tahun 2025 tentang Tata Kelola dan Hilirisasi Ubi Kayu.
Jika penerapan penuh belum memungkinkan, forum meminta perusahaan menyesuaikan dengan ketentuan internal, dengan catatan:

Harga singkong Rp 1.350/kg

Potongan maksimal 30%

Kadar aci 16% tetap diterima

Darmawan, perwakilan petani dan pengusaha lapak singkong, menegaskan bahwa musyawarah ini adalah bentuk kegelisahan warga terhadap kondisi yang semakin sulit.
“Kami berharap PT BSSW Way Jepara bisa segera beroperasi dan membeli singkong kami kembali. Kalau pabrik terus tutup, kami tidak tahu harus menjual kemana,” ujarnya.

Sementara itu, Ibrahim, perwakilan buruh harian lepas dan pencari onggok, mengungkapkan kegelisahan serupa.
“Kami sangat bergantung pada perusahaan ini. Kalau pabrik tetap tutup, bagaimana kami memberi makan keluarga? Kami para buruh benar-benar terpukul,” ungkapnya dengan nada harap.

Forum berharap surat permohonan yang disusun malam itu menjadi jalan bagi perusahaan untuk segera merespons aspirasi masyarakat. Para petani dan pekerja berharap pabrik kembali beroperasi sehingga roda ekonomi mereka bisa kembali berputar.

Musyawarah ditutup dengan doa dan harapan bahwa PT BSSW Way Jepara segera membuka kembali kegiatan produksi, sehingga petani dapat menjual hasil panen seperti sediakala.

(Bastian)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.